Sabtu, 06 Oktober 2012

TUGAS 1 "SEJARAH KOPERASI DI INDONESIA"


SEJARAH KOPERASI DI INDONESIA

Sebelum membahas sejarah koperasi di Indonesia, pengertian dari koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang ataupun badan hukum. Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan dan bergerak berlandasan prinsip koperasi.

Pada abad ke-20 muncul gerakan koperasi yang pada mulanya bertumbuh dari kalangan rakyat, karena adanya penderitaan dalam lapangan ekonomi dan sosial yang timbul oleh sistem kapitalisme yang begitu memuncak pada waktu itu. Beberapa orang terdorong oleh penderitaan dan beban ekonomi yang sama untuk mempersatukan diri dan menolong dirinya sendiri dan juga manusia sesama karena penghidupan yang sederhana dengan kemampuan ekonomi yang terbatas.

Pertama kali kopersai dicetuskan di Indonesia pada tahun 1896 oleh seorang Pamong Praja Patih R. Aria Wiria Atmaja di Purwekerto dengan mendirikan sebuah Bank untuk para pegawai negeri (priyayi). Ia berkeinginan untuk menolong para pegawai yang semakin menderita karena terperangkap oleh lintah darat yang telah memberikan mereka pinjaman uang dengan bunga yang tinggi bagi mereka. Dan Patih bermaksud mendirikan koperasi kredit bermodel seperti di Jerman. Selanjutnya De Wolffvan Westerrode, seorang asisten residen Belanda melanjutkan cita-cita semangat tersebut. De Wolffvan Westerrode berhasil mengunjungi Jerman sewaktu cuti dan menganjurkan akan mengubah Bank Pertolongan Tabungan yang sudah ada menjadi Bank Pertolongan, Tabungan da Pertania. Selain pegawai negeri juga para petani perlu untuk dibantu karena mereka semakin menderita karena tekanan para pembeli yang membeli padi atau buaha-buahan yang belum siap panen dengan harga murah. Di samping itu ia juga mendirikan tempat penyimpanan hasil panen di ddesa yang menganjurkan para petani untuk menyimpan pada musim panen dan memberikan pertolongna pinjaman padi pada musim gagal panen. Ia berusaha tempat penyimapanan hasil panen itu menjadi Koperasi Kredit Padi. Namun pada saat itu Pemerintah Belanda berpendirian lain. Bank Pertolongan, Tabungan dan Pertanian dan Tempat Penyimpanan Hasil Panen di Desa baru, Bank-Bank Desa, rumah gadai dan Centrale Kas yang kemudian menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI). Semua itu adalah badan usaha Pemerintah dan pimpinan oleh orang-orang Pemerintah.

Pada zaman Belanda pembentuk koperasi belum bias terlakasanakan karena beberapa faktor berikut :
1)    Belum adanya instasi dari Pemerintah maupun Badan Non-Pemerintah yang memberikan penerangan penyuluhan tentang koperasi.
2)    Belum adanya Undang-Undang yang mengatur kehidupan koperasi.
3)    Pemerintah dari Negara penjajah pun sendiri masih ragu-ragu untuk menganjurkan koperasi karena pertimbangan politik, khawatir  koperasi itu akan digunakan oleh kaum politik untuk tujuaan yang membahayakan Pemerintah dari Negara Penjajah tersebut.

Pada tahun 1908, Budi Utomo yang didirikan oleh Dr. Sutomo telah memberikan peranan bagi gerakan koperasi guna memperbaiki kehidupan rakyat. Kemudian pada tahun 1915 dibuat peraturan Verordening op de Cooperative Vereenigin, dan pada tahum 1927 Regeling Inlandschhe Cooperative.

Pada tahun1927 dibentuklah Serikat Dagang Islam yang bermaksud untuk memperjuangkan kedudukan ekonomi pengusaha-pengusaha pribumi. Setelah itu berdirilah Partai Nasional Indonesia Indonesia pada tahun 1929 yang memperjuangkan penyebarluasan semangat koperasi. Tetapi pada tahun 1933 dikeluarkanlah UU yang mirip dengan UU no.431 sehingga usaha koperasi tidak berajalan lagi untuk yang kedua kalinya. Pada tahun 1942 Negara Jepang menduduki Indonesia lalu mendirikan koperasi kumyai. Sebenarnya awal dari koperasi ini berjalan mulus. Tetapi fungsinya sangat berubah drastis dan menjadi senjata jepang untuk mengambil keuntungan dan mebuat menderita rakyat Indonesia.

Kemudian setelah kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 12 Juli 1947 pergerakan koperasi di Indonesia mengadakan Kongres Koperasi Koperasi untuk yang pertama kalinya di Tasikmalaya. Kemudain hari itu ditetapkan sebagai Hari Koperasi Indonesia.




Sumber :