Minggu, 25 Mei 2014

Tugas 3 Bahasa Indonesia 2


11)      Menulis laporan ilmiah
·         Macam-macam laporan
a.       Laporan Lengkap (Monograf).
1.      Menjelaskan proses penelitian secara menyeluruh.
2.      Teknik penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam bidang ilmu yang bersangkutan.
3.      Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat analisis.
4.      Menjelaskan (juga) kegagalan yang dialami,di samping keberhasilan yang dicapai.
5.      Organisasi laporan harus disusun secara sistamatis (misalnya :judul bab,subbab dan seterusnya,haruslah padat dan jelas).

b.      Artikel Ilmiah
1.      Artikel ilmiah biasanya merupakan perasan dari laporan lengkap.
2.      Isi artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang obyektif.
3.      Artikel ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang materi-materi yang terdapat dalam laporan lengkap.

c.       Laporan Ringkas
Laporan ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis (untuk konsumsi masyarakat umum).

·         Ciri-ciri laporan ilmiah
a.       Bentuk laporan yang disajikan atas permintaan atau perintah itu biasanya berupa laporan panjang yang terdiri atas: halaman judul, surat penyerahan, daftar isi, pendahuluan, uraian pokok, dan sering juga lampiran. Laporan pendek biasanya terdiri atas judul pokok dan nomornomor, dengan perlengkapan seperti biasa dalam surat-menyurat formal.
b.      Laporan itu bersifat sangat objektif, maksudnya terutama untuk menyajikan fakta. Jika ditarik kesimpulan, kesimpulan itu berupa induksi berdasar atas bukti spesifik.
c.       Bahasa dan nadanya formal. Kata ganti orang harus dihindari.

·         Syarat-syarat laporan ilmiah
1.      Penulisannya berdasarkan hasil penelitian, disertai pemecahannya.
2.      Pembahasan masalah yang dikemukakan harus obyektif sesuai realita/ fakta
3.      Tulisan harus lengkap dan jelas sesuai dengan kaidah bahasa, Pedoman Umum
4.      Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD), serta Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI)
5.      Tulisan disusun dengan metode tertentu
6.      Tulisan disusun menurut sistem tertentu
7.      Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur, ringkas, tepat, dan cermat sehingga tidak terbuka kemungkinan adanya ambiguitas, ketaksaan, maupun kerancuan.

22)      Rancangan usulan penelitian
·         Manfaat rangcangan usulan penelitian
Pengertian penelitian mengandung 2 manfaat penelitian, yaitu: maanfaat teoritis dan manfaat praktis.
a.       Manfaat Teoritis
Penelitian yang bertitik tolak dari meragukan suatu teori tertentu disebut penelitian verikatif. Keraguan terhadap suatu teori, muncul jika teori yang bersangkut tidak bisa lagi menjelaskan peristiwa-peristiwa aktual yang dihadapi. Pengujian terhadap teori tersebut dilakukan melalui penelitian empiris, dan hasilnya bisa menolak atau mengukuhkan, atau merevisi teori yang bersangkutan.

b.      Manfaat Praktis
Pada sisi lain, penelitian bermanfaat pula untuk memecahkan masalah-masalah praktis. Hampir semua lembaga yang ada di masyarakat, baik lembaga pemerintahan maupun lembaga swasta, menyadari manfaat ini dengan menempatkan penelitian dan pengembangan sebagai bagian integral dalam organisasi mereka.
Kedua manfaat penelitian tersebut merupakan syarat dilakukannya suatu penelitian, sebagaimana dinyatakan dalam rancangan (desain) penelitian.

·         Bentuk dan Isi Penelitian
Isi laporan terdiri atas tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup.
1.            Bagian Pendahuluan
a.       Judul
b.      Kata Pengantar
c.       Daftar Isi

2.            Bagian Isi
a.       Pendahuluan
b.      Bahan dan Metode
c.       Hasil Kegiatan
d.      Pembahasan

3.            Bagian Penutup
a.       Daftar Pustaka
b.      Lampiran

·         Contoh
Contoh laporan ilmiah tentang lumut

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG

Lumut merupakan tumbuhan darat sejati, walaupun masih menyukai tempat yang lembab dan basah. Lumut yang hidup di air jarang kita jumpai, kecuali lumut gambut (sphagnum sp.). Pada lumut, akar yang sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini melekata dengan perantaraan Rhizoid (akar semu), olehkaren aitu tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan ber-Talus (Talofita) dengan tumbuhan ber-Kormus (Kormofita).Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof. Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifil.
Lumut merupakan tumbuhan kecil, lembut. Mereka tidak mempunyai bunga atau biji, dan daun-daun yang sederhananya menutupi batang liat yang tipis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya.Klasifikasi tradisional menggabungkan pula lumut hati ke dalam Bryophyta.

1.2    RUMUSAN MASALAH

Penulis membatasi laporan ini seputar :
a.       Tumbuhan Lumut
b.      Perkembangan dan pertumbuhan lumut
c.       Pengaruh pemberian cahaya pada tumbuhan lumut

1.3    TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan laporan ini :
a.       Untuk membuktikan perbedaan kecepatan pertumbuhan tumbuhan lumut
b.      Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang makhluk hidup.
c.       Untuk mengetahui dan lebih mengenal tentang tumbuhan lumut.

1.4     MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penulisan laporan ini adalah :
1)      Dapat menentukan habitat tumbuhan lumut
2)      Dapat mendeskripsikan proses pertumbuhan tanaman lumut.
3)      Dapat menganalisis masalah yang terjadi  pada proses pertumbuhan.
4)      Dapat memahami keanekaragaman hayati.
5)      Dapat mengembangkan potensi usaha dari kerajinan tumbuhan lumut.

1.5    METODE PENULISAN

Dalam pembuatan laporan ini dilakukan dengan cara :
a.       Metode observasi.
b.      Membaca beberapa buku di perpustakaan sekolah.
c.       Mengumpulkan data dari internet.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  KAJIAN TEORI

Berdasarkan teori yang ada, beberapa jenis lumut memiliki ruang lingkup kehidupan yang luas, namun beberapa hanya berada pada habitat khusus. Secara umum lumut tidak dapat tumbuh pada habitat kering. Kebanyakan hidup pada tempat yang kelembabannya tinggi, dan teduh. Jika dikaji secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa kebanyakan lumut memiliki range ekologi yang agak sempit dan terbatas sehingga tumbuhan lumut mempunyai nilai penting yang cukup besar sebagai indikator habitat tertentu. Faktor biotik yang mempengaruhi kehidupan tumbuhan lumut adalah menyangkut masalah kompetisi diantara tumbuhan lumut itu sendiri, baik untuk mendapatkan makanan maupun untuk tempat hidupnya. Sedangkan faktor abiotiknya meliputi :
o   Faktor cahaya, Umumnya tumbuhan normal membutuhkan 500 – 1300 lux intensitas cahaya. ( yang akan menjadi bahan percobaan dengan menggunakan sinar matahari )
o   Faktor temperatur
o   Faktor Air

Intensitas penghisapan air tergantung pada kandungan air tiap – tiap tumbuhan. Adaptasi tumbuhan lumut dalam pengambilan air : Endohydric species, air yang diambil berasal dari substrat dan kemudian dihantarkan secara internal ke organ daun atau permukaan evaporasi lainnya (sifat permukaan dari tumbuhan adalah water rapellent/penolak). Umumnya hidup pada substrat yang kaya nutrien, tempat basah, dan poreus (berpori). Contoh : Polytricaceae, Mniaceae,Marchantiaceae, dsb.
Ektohydric species, Air mudah diabsorbsi dan hilang melalui segala permukaan tubuh. Sifat karakteristiknya adalah semua bagian tubuhnya dapat menghisap dan menyimpan air dari udara. Contoh : Grimiaceae, Orthitricaceae, lumut hati berdaun, dsb.
o   Faktor angin
o   Faktor edafik, meliputi tanah, humus, dan batuan. Karena lumut hidup umumnya di atas batuan dan tanah yang berhumus, jadi lumut dikatakan bersifat saprofit.

2.2   RUMUSAN HIPOTESIS
Keberadaan tumbuhan lumut disuatu tempat selalu dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan tersebut meliputi faktor biotik dan abiotik. Tumbuhan lumut jarang ditemukan yang bersifat individu, melainkan hidup berkelompok dan mempunyai bentuk – bentuk kehidupan khusus. Tumbuhan lumut biasanya tumbuh ditempat yang lembab dan berair meskipun begitu lumut juga masih membutuhkan suplai sinar matahari yang cukup, akan tetapi tumbuhan lumut kurang bisa hidup didaerah yang panas dan gersang ditambah lagi mendapat sinar matahari secara langsung, hal ini menyebabkan tumbuhan lumut banyak dijumpai di pinggiran sungai, selokan, maupun pada saluran pembuangan.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1   RANCANGAN PENELITIAN

Rancangan penelitian adalah suatu hal yang penting dalam suatu penelitian ilmiah, maka penulis menyusunnya sebagai berikut :
Identifikasi variabel, yakni faktor-faktor yang berpengaruh dalam suatu penelitian. Ada beberapa variabel dalam suatu penelitian. Untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya. Pengamatan dilakukan terhadap variabel tersebut, dan mengukur variabel yang di pengaruhinya. Sementara itu, variabel yang lain  dibuat tetap (terkontrol) untuk mengisolir fenomena yang dapat berpengaruh terhadap pengamatan tersebut. Ada pun variabelnya sebagai berikut :
1)         Variabel bebas, yaitu sinar cahaya matahari
2)         Variabel tak bebas, yaitu morfologi tumbuhan lumut (pengukuran terhadap luas dari tumbuhan lumut pada media objek)
3)         Variabel terkontrol, yaitu luas kayu, ember, serta volum air
4)         Memilih peralatan yang sesuai dengan penelitian.
5)         Melakukan pengamatan akurat, dalam hal ini adalah melakukan pengamatan terhadap semua objek dalam penelitian pada saat melakukan penelitian terutama pada alat dan bahan agar tujuan dari penelitian dapat dicapai. Pengamatan juga bertujuan untuk mencatat semua hal dan peristiwa yang terjadi pada objek penelitian. Pengamatan dilakukan secara teliti dan akurat dalam setiap fase penelitiannya.
6)         Mengumpulkan data dan hasil penelitian, dalam hal ini pencatatan data harus jelas guna kelancaran penelitian. Pengumpulan data ini bertujuan untuk mengamati setiap perubahan yang terjadi.
7)         Mengolah dan menganalisis data, pengolahan  dan penyajian data penting agar dapat menganalisis data dengan benar. Adapun hal yang harus dianalisis sebagai berikut :
o   Apakah setiap data menghasilkan kurva yang mulus
o   Apakah ada data diluar kurva
o   Apakah data tersebut dapat diabaikan atau ada suatu alasan tertentu mengapa hal ini terjadi.

§  Kesimpulan, yakni mengenai perumusan mengenai apa yang diperoleh dari suatu penelitian kualitatif.
§  Membuat laporan kegiatan penelitian, yakni hasil penelitian dikomunikasikan secara tertulis dalam bentuk laporan kegiatan penelitian.

3.2  INSTRUMEN ALAT DAN BAHAN

Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.      Ember
2.      Gayung
3.      Penggaris
4.      Pisau
5.      Kertas hvs dan alat tulis
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini :
a.       Kayu
b.      Air

3.3  JADWAL DAN LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN

1)         Menyiapkan alat-alat dan bahan untuk melakukan penelitian
2)         Menyiapkan 2 ember untuk 2 perlakuan, ember yang digunakan harus sama
3)         Tiap-tiap ember di isi air sebanyak 100 ml agar menjaga kelembaban (tinggi air pada ember 1 cm)
4)         Masukan media pertumbuhan lumut berupa kayu pada kedua ember dengan ukuran :
5)         Ukuran Kayu : 10 cm x 15 cm
6)         Letakan kedua ember pada tempat yang berbeda :
7)         Ember A : Diletakan di dekat sumur (tempat lembab) dengan pencahayaan cukup terang
8)         Ember B : Diletakan di halaman depan rumah (panas) dengan pencahayaan sangat terang
9)         Setelah beberapa hari lakukanlah pengamatan terhadap kedua ember tersebut, apakah pada kedua ember tersebut sudah tumbuh lumut
10)     Lakukan peninjauan setiap 3  hari sekali, dan catat hasilnya
11)     Apakah terdapat perbedaan pertumbuhan yang terjadi pada kedua ember ?
12)     Olah semua data yang telah terkumpul, kemudian buatlah grafik perbandingan
13)     Tariklah suatu kesimpulan 

BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 DESKRIPSI  DATA

Penelitian ini berlangsung selama 21 hari, dimulai dari tanggal 7 Agustus 2011 hingga tanggal 28 Agustus 2011. Dalam kurun waktu tersebut  telah terjadi berbagai proses pertumbuhan yang berkaitan dengan penelitian ini dan kami pun berhasil mengumpulkan data tersebut dan mengolahnya menjadi suatu laporan ilmiah.

4.2 PEMBAHASAN

Menganalisis data yang di peroleh dari penelitian secara kualitatif, tempat yang lembab dan mendapat sinar matahari yang cukup menyebabkan pertumbuhan lumut semakin cepat, sedangkan  pada tempat yang panas dan kering pertumbuhan lumut cenderung sedikit lambat, hal ini disebabkan karena lumut termaksuk kedalam tumbuhan epifit yang kurang cocok hidup didaerah yang tandus.
Secara kuantitatif, Lumut adalah sekelompok vegetasi kecil yang tumbuh pada tempat lembab atau perairan dan biasanya tumbuh meluas menutupi permukaan,.setiap tempat yang bersuhu kurang 30 derajat dan lembab pasti mudah untuk di tumbuhi lumut.
Menjelaskan hasil dengan teori yang ada teori menunjukkan, bahwa tumbuhnya lumut banyak di temukan di tempat-tempat lembab atau basah karena sangat menunjang pertumbuhannya. Akan tetapi lumut tidak dapat beradaptasi dengan baik di daerah kering dan panas. Tumbuhan lumut mempunyai jenis + 25.000 species yang tesebar di seluruh permukaan bumi mulai dari daerah tropic sampai kedaerah kutub utara.
Pada umumnya struktur tubuh tumbuhan lumut mempunya ciri –ciri sebagai berikut :
1. Bentuk tubuhnya pipih
2. Bersel banyak
3. mempunyai dinding sel yang tersusun dari selulosa
4. Melekat pada substartnya
5. Bersifat Aututrof
6. Bentuk akar seperti benang-benang
7. Daunya terdiri atas selapis sel yang mengandung klorofals berbentuk jala

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1  KESIMPULAN

Dari hasil penelitian di atas kita dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
Lumut ditemukan terutama di area sedikit cahaya / ringan dan lembab. Lumut umum di area berpohon-pohon dan di tepi arus. Lumut juga ditemukan di batu, jalan di kota besar. Beberapa bentuk mempunyai menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi ditemukannya. Beberapa jenis dengan air, seperti Fontinalis antipyretica, dan Sphagnum tinggal / menghuni rawa.
Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan.
Tumbuhan ini juga dikenal sebagai tumbuhan perintis, mampu hidup di lingkungan yang kurang disukai tumbuhan pada umumnya.
Perkembangan lumut secara singkat berlangsung sebagai berikut : spora yang kecil dan haploid, berkecambah menjadi suatu protalium yang pada lumut dinamakan protonema. Protonema pada lumut ada yang menjadi besar, adapula yang tetap kecil. Pada protoneme ini terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan lumutnya.
Jadi secara garis besar hasil penelitian sesuai dengan teori-teori yang sudah ada sebelumnya yang dikemukakan oleh para ahli.

5.2  SARAN

Karena keterbatasan  informasi dan pengetahuan tentang proses pertumbuhan lumut ditambah lagi dengan kurangnya pemahaman tentang pembuatan laporan ilmiah, mengakibatkan terdapat sedikit kesulitan dalam pembuatan laporan ilmiah ini. Tetapi karena keterbatasan itulah saya termotivasi untuk menjadi lebih baik.
Maka dari itu saya berharap agar dapat lebih memahami tentang pembuatan laporan ilmiah dan juga diharapkan agar lebih sering diadakan pelatihan pembuatan laporan ilmiah, begitupun waktu yang dibutuhkan agar lebih di perpanjang lagi sehingga dapat dihasilkan laporan ilmiah yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Lumut
http://www.crayonpedia.org/mw/1._Lumut_10.1
http://www.google.co.id/tanya/thread?tid=73d1bc40b3926bbf
http://dinarardy.wordpress.com/tag/kehidupan-lumut/
http://id.wikipedia.org/wiki/Suhu
http://www.scribd.com/doc/52488644/Biologi
http://pinkzchocolate.blogspot.com/2011/02/laporan-praktikum-bocryp.html
bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor…/0013%20Bio%201-3b.html
ugeex.blogspot.com/2009/03/makalah-lumut.html


Sumber :