Tugas
2 Bahasa Indonesia 2
Karya
Ilmiah
Pengertian Karya Ilmiah
Karya
tulis ilmiah adalah karangan yang berisi gagasan ilmiah yang disajikan secara
ilmiah serta menggunakan bentuk dan bahasa ilmiah. Karya tulis ilmiah mengusung
permasalahan keilmuan. Materi yang dituangkan dalam tulisan ilmiah berupa
gagasan-gagasan ilmiah, baik berupa hasil kajian ilmiah maupun hasil-hasil
penelitian yang disajikan dalam karya tulis ilmiah. Gagasan-gagasan itu
merupakan gambaran perkembangan ilmu pengetahuan yang terekam dalam tulisan
ilmiah.
Ciri-ciri Karya Ilmiah
1. Menyajikan fakta
2. Cermat dan jujur ( accurate and
truthful )
3. Tidak memihak ( disinterested )
4. Sistematis
5. Tidak bersifat haru ( not emotive )
6. Mengesampingkan pendapat yang tak
berdasar ( unsupported opinion )
7. Sungguh-sungguh ( sincere )
8. Tak bercorak debat ( not argumentative
)
9. Tak bernada membujuk ( not directly
persuasive )
10. Tidak berlebih-lebihan
Jenis-Jenis Karya Ilmiah
1. Makalah adalah karya tulis ilmiah
yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data dilapangan
yang bersifat empiris-objektif.
2.
Kertas
kerja seperti halnya makalah, adalah juga karya tulis ilmiah yang menyajikan
sesuatu berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif.
3.
Skripsi
adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan
pendapat orang lain.
4.
Tesis
adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan
skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian
sendiri
5.
Disertasi
adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan
oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang
terinci.
6. Laporan penelitian ialah bentuk
karangan yang berisi rekaman kegiatan tentang suatu yang sedang dikerjakan,
digarap, diteliti, atau diamati, dan mengandung saran-saran untuk dilaksanakan.
Contoh
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Sangat
ironis memang bahwa manusia sangat memperhatikan keseimbangan alam akibat
proses pembakaran bahan bakar oleh industri yang mengeluarkan polusi, tetapi
dilain pihak orang-orang dengan sengaja mengalirkan gas produksi pembakaran
rokok ke paru-paru mereka.
Kebiasaan
merokok telah menjadi budaya diberbagai bangsa di belahan dunia. Mayoritas
perokok diseluruh dunia ini, 47 persen adalah populasi pria sedangkan 12 persen
adalah populasi wanita dengan berbagai kategori umur. Latar belakang merokok
beraneka ragam, di kalangan remaja dan dewasa pria adalah faktor gengsi dan
agar disebut jagoan, malahan ada salah satu pepatah menarik yang digunakan
sebagai pembenar atas kebiasaan merokok yaitu `ada ayam jago diatas genteng,
ngga merokok ngga ganteng`. Sedangkan kalangan orang tua, stres dan karena
ketagihan adalah faktor penyebab keinginan untuk merokok.
Berbagai
alasan dan faktor penyebab untuk merokok diatas biasanya kalah seandainya
beradu argumen dengan pakar yang ahli tentang potensi berbahaya atas apa
ditimbulkan dari kebiasaan merokok baik bagi dirinya sendiri, orang lain dan
lingkungan. Harus diakui banyak perokok yang mengatakan bahwa merokok itu tidak
enak tetapi dari sekian banyak pamflet, selebaran, kampanye anti rokok, sampai
ke bungkus rokoknya diberi peringatan akan bahaya kesehatan dari rokok, tetap
tak bisa mengubris secara massal berkurangnya kebiasaan merokok dan jumlah
perokok
1.2.RUMUSAN MASALAH
Dari
latar belakang yang telah kami uraikan maka masalah yang akan kami bahas:
1.
Apa dampak dari merokok?
2.
Zat apa yang terkandung di dalam dan yang paling berbahaya?
3.
Upaya apa yang dilakukan bagi perokok di sekolah?
4.
Apa aktor penyebab perilaku merokok pada remaja?
1.3.
TUJUAN PENELITIAN
-Untuk
mengetahui Bahaya merokok.
-Untuk
mengetahui faktor – faktor penyebab perilaku merokok pada remaja.
-Untuk
mengetahui apa itu rokok.
1.4.
METODE PENELITIAN
Metode
yang kami gunakan adalah:
-Deskriptif
-Kajian
pustaka dilakukan dengan mencari literatur di internet da buku – buku panduan
1.5.
SISTEMATIKA PENULISAN
BAB
I PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang Masalah
1.2.Perumusan
Masalah
1.3.Tujuan
Penelitian
1.4.Metode
Penelitian
1.5.Sistematika
penulisan
BAB
II
KERANGKA
TEORI
2.1.Pengertian
Rokok
2.2.Dampak
dari merokok
2.3.Faktor
penyebab merokok pada remaja
2.4.Upaya
mengatasi rokok
BAB
III
ZAT
YANG TERKANDUNG DALAM ROKOK
3.1.Rokok
dan Reaksi Kimia (Pembakaran)
3.2.Reaksi
pembakaran rokok
3.3.Rokok
dan proses penguapan uap air dan nikotin
3.4.Tar
dan Asap Rokok
3.5.Gas
CO (Karbon Mono Oksida)
3.6.Nikotin
dan kerja nikotin
BAB
IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
4.2.Saran
BAB
II
KERANGKA
TEORI
2.1.
Pengertian Rokok
Rokok
adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm
(bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi
daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya
dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.
Ada
dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan tidak berfilter. Filter pada rokok
terbuat dari bahan busa serabut sintetis yang berfungsi menyaring nikotin.
Rokok
biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat
dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir,
bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang
memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari
merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung(walapun pada
kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
Manusia
di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di
Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16,
Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah
Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke
Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa.
Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa
orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol
masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.
Rokok
adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan.
Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang
sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan
perokok.
2.2.
Dampak dari merokok
Sebagaimana
kita ketahui di dalam asap sebatang rokok yang dihisap oleh perokok, tidak
kurang dari 4000 zat kimia beracun. Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari
komponen gas (85 persen) dan partikel. Nikotin, gas karbonmonoksida, nitrogen
oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein, asetilen, benzaldehid, urethan,
benzen, methanol, kumarin, 4-etilkatekol,ortokresoldan perylene adalah sebaian
dari beribu – ribu zat di dalam rokok.
Jumlah
kematian dan klaim perokok Menurut penelitian Organisasi Kesehatan dunia (WHO),
setiap satu jam, tembakau rokok membunuh 560 orang diseluruh dunia. Kalau
dihitung satu tahun terdapat 4,9 juta kematian didunia yang disebabkan oleh
tembakau rokok. Kematian tersebut tidak terlepas dari 3800 zat kimia, yang
sebagian besar merupakan racun dan karsinogen (zat pemicu kanker), selain itu
juga asap dari rokok memiliki benzopyrene yaitu partikel-partikel karbon yang
halus yang dihasilkan akibat pembakaran tidak sempurna arang, minyak, kayu atau
bahan bakar lainnya yang merupakan penyebab langsung mutasi gen. Hal ini
berbanding terbalik dengan sifat output rokok sendiri terhadap manusia yang
bersifat abstrak serta berbeda dengan makanan dan minuman yang bersifat nyata
dalam tubuh dan dapat diukur secara kuantitatif.
Selain
mengklaim mendapatkan kenikmatan dari output rokok, perokok juga mengklaim
bahwa rokok dapat meningkatan ketekunan bekerja, meningkatkan produktivitas dan
lain-lain. Tetapi klaim ini sulit untuk dibuktikan karena adanya nilai abstrak
yang terlibat dalam output merokok. Para ahli malah memperkirakan bahwa rokok
tidak ada hubunganya dengan klaim-klaim di atas. Malah terjadi sebaliknya,
menurunnya produktiviats seseorang karena merokok akibat terbaginya waktu
bekerja dan merokok. Selain itu berdasarkan penelitian terbaru menyatakan bahwa
merokok dapat menurunkan IQ. (dari berbagai sumber)
Bahaya
bagi tubuh yaitu bisa mengakibatkan kanker, paru-paru, impotensi dan gangguan
pada janin, sedangkan bahaya bagi lingkungan dapat menimbulkan polusi udara
yang ditimbulkan dari asap rokok yang dihisap.
Sebenarnya
yang paling berbahaya diantara perokok pasif dan perokok aktif, perokok pasif
lah yang berbahaya sebab perokok pasif menghisap asap rokok yang paling banyak.
Rokok juga selain berbahaya juga bisa mematikan dan akan menimbulkan kecanduan
kepada pemakainya.
Merokok
bagi orang dewasa bisa berbahaya apalagi bagi anak-anak yang masih duduk di
bangku sekolah. Oleh Karena itu, merokok dilarang di sekolah maupun di luar
sekolah.
Akibat
negatif dari rokok, sesungguhnya sudah mulai terasa pada waktu orang baru mulai
menghisap rokok. Dalam asap rokok yang membara karena diisap, tembakau terbakar
kurang sempurna sehingga menghasilkan CO (karbon mono oksida), yang disamping
asapnya sendiri, tar dan nikotine (yang terjadi juga dari pembakaran tembakau
tersebut) dihirup masuk ke dalam jalan napas.
CO,
Tar, dan Nikotin tersebut berpengaruh terhadap syaraf yang menyebabkan :
Gelisah,
tangan gemetar (tremor)
Cita
rasa / selera makan berkurang
Ibu-ibu
hamil yang suka merokok dapat kemungkinan keguguran kandungannya.
2.3.
Faktor penyebab merokok pada remaja
Ada
beberapa faktor yang mendorong remaja untuk merokok, di antaranya:
1.
Faktor orangtua dan keluarga
Salah
satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal
dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu
memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah
untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan
rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar
psikologi, 1999:294).
Selain
itu, anak-anak yang mempunyai orang tua perokok, lebih rentan untuk terpengaruh
dan mencontoh orang tuanya.
2.
Temanku merokok
Banyak
fakta membuktikan bahwa remaja perokok, kemungkinan besar teman-temannya juga
perokok, dan sebaliknya. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai
sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan
remaja non perokok (Al Bachri, 1991).
3.
Pribadiku
Ada
yang mencoba merokok hanya karena alasan ingin tahu. Mungkin juga karena ingin
mengobati rasa sakit fisik maupun jiwa, mengusir bosan. Selain alasan tersebut,
konformitas sosial juga menjadi pemicu. Orang yang memiliki skor tinggi pada
tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka
yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).
4.
Iklan rokok ternyata…
Iklan-iklan
di berbagai media yang memberikan gambaran bahwa perokok adalah lambang
keglamouran, cowok banget, memicu remaja untuk ikut berperilaku seperti itu.
Nah,
jika kamu sudah terperangkap dalam status perokok saat ini, tenang saja. Ada
berbagai upaya pencegahan jika kamu ingin berubah.
2.4.
Upaya mengatasi rokok
Merokok
di sekolah yang dilakukan siswa kini semakin banyak, itu dikarenakan siswa yang
satu mengajak siswa yang lainnya atau dikarenakan oleh faktor pergaulan. Oleh
karena itu para guru lebih ketat lagi dalam melakukan pengawasan dengan
mengelilingi tempat-tempat yang sering dijadikan tempat merokok.
Selain
itu juga melakukan peringatan yang lebih tegas lagi agar para pelanggar
khususnya perokok jera dan tidak melakukan hal tersebut lagi baik di sekolah
maupun di luar sekolah.
Jika
karena kecanduan, maka tips yang harus dilakukan adalah:
Pikirkanlah
hal-hal yang menyenangkan yang akan terjadi pada tubuh ketika masa krisis
karena berhenti merokok (biasanya 1,5 sampai 2 minggu)
Minumlah
banyak air putih, makan banyak sayur dan buah-buahan setiap kali timbul
keinginan untuk merokok
Berbicara
atau berkomunikasilah dengan orang lain dan tetaplah menyibukkan diri
Berolahraga
yang menyennagkan dan disukai secara teratur dan terukur
Pijatlah
daerah punggung dan leher, lalu tariklah napas dalam-dalam.
Jika
karena ketergantungan, maka putuskan semua hubungan antara rokok dan
kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan dengan tips berikut ini:
Jika
ingin merasakan rokok di tangan, bermainlah dengan barang-barang lain seperti
pensil, pena, atau membaca buku
Jika
ada keinginan untuk menyalakan rokok, jauhkan rokok dari jangkauan dan buanglah
korek api
Jika
biasa merokok sesudah makan, segeralah bangkit dari duduk setelah makan, gosok
gihi dan pergilah berjalan atau lakukan kegiatan yang membuat lupa pada rokok
Jika
merokok disertai dengan minum kopi, maka ganilah kopi dengan jus buah dll
Jika
merokok untuk menenangkan diri, maka cobalah untuk mengingat bahaya merokok
dapat mengakibatkan penyakit jantung, paru-paru, kanker, stroke, keguguran,
dll.
Berikut
ini beberapa tips yang perlu diperhatikan:
Tanyalah
pada diri sendiri, apakah ada teman, saudara, atau tetangga yang menderita
salah satu penyakit di atas. Bayangkan jika penyakit tersebut menyerang diri
kita sendiri.
Jika
keinginan untuk merokok sangat kuat, lakukanlah olahraga ringan seperti berjalan-jalan
atau lakukan kegiatan yang menjadi kegemaran atau hobi Anda.
Jika
berpikir bahwa merokok dapat membuat kita menjadi tenang atau nyaman, maka
katakanlah dan akuilah secara jujur bahwa rokok tidak mungkin bisa mengatasi
masalah yang ada.
Untuk
mengatasi masalah ini, perlu melibatkan keluarga, teman, dan saudara untuk
membantu mengalihkan perhatian dari rokok.
Jika
ingin berhenti merokok harus menetapkan tindakan yang akan dipilih atau
perilaku apa yang paling mudah diubah berkaitan dengan situasi merokok.
Buatlah
pernyataan untuk berhenti merokok, kemudian bacalah pernyataan tentang niat
berhenti merokok di depan teman atau saudara atau anggota keluarga yang akan
menjadi pengingat agar keinginan berhenti merokok tercapai.
BAB
III
ZAT
YANG TERKANDUNG DALAM ROKOK
3.1.
Rokok dan Reaksi Kimia (Pembakaran)
Proses
pembakaran rokok tidaklah berbeda dengan proses pembakaran bahan-bahan padat
lainnya. Rokok yang terbuat dari daun tembakau kering, kertas dan zat perasa,
dapat dibentuk dari unsur Carbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N)
dan Sulfur (S) serta unsur-unsur lain yang berjumlah kecil. Rokok secara
keseluruhan dapat diformulasikan secara kimia yaitu sebagai (CvHwOtNySzSi).
Dua
reaksi yang mungkin terjadi dalam proses merokok
Pertama
adalah reaksi rokok dengan oksigen membentuk senyawa-senyawa seperti CO2, H2O,
NOx, SOx, dan CO. Reaksi ini disebut reaksi pembakaran yang terjadi pada
temperatur tinggi yaitu diatas 800oC. Reaksi ini terjadi pada bagian ujung atau
permukaan rokok yang kontak dengan udara.
CvHwOtNySzSi
+ O2 -> CO2+ NOx+ H2O + SOx + SiO2 (abu) ((pada suhu 800oC))
3.2.
Reaksi pembakaran rokok
Reaksi
yang kedua adalah reaksi pemecahan struktur kimia rokok menjadi senyawa kimia
lainnya. Reaksi ini terjadi akibat pemanasan dan ketiadaan oksigen. Reaksi ini
lebih dikenal dengan pirolisa. Pirolisa berlangsung pada temperatur yang lebih
rendah dari 800oC. Sehingga rentang terjadinya pirolisa pada bagian dalam rokok
berada pada area temperatur 400-800oC. Ciri khas reaksi ini adalah menghasilkan
ribuan senyawa kimia yang strukturnya komplek.
CvHwOtNySzSi
-> 3000-an senyawa kimia lainnya + panas produk ((pada suhu 400-800oC))
reaksi
pirolisa
Walaupun
reaksi pirolisa tidak dominan dalam proses merokok, tetapi banyak senyawa yang
dihasilkan tergolong pada senyawa kimia yang beracun yang mempunyai kemampuan
berdifusi dalam darah. Proses difusi akan berlangsung terus selagi terdapat
perbedaan konsentrasi. Tidak perlu disangkal lagi bahwa titik bahaya merokok
ada pada pirolisa rokok. Sebenarnya produk pirolisa ini bisa terbakar bila
produk melewati temperatur yang tinggi dan cukup akan Oksigen. Hal ini tidak
terjadi dalam proses merokok karena proses hirup dan gas produk pada area
temperatur 400-800oC langsung mengalir kearah mulut yang bertemperatur sekitar
37oC.
3.3.
Rokok dan proses penguapan uap air dan nikotin
Selain
reaksi kimia, juga terjadi proses penguapan uap air dan nikotin yang
berlangsung pada temperatur antara 100-400oC. Nikotin yang menguap pada daerah
temperatur di atas tidak dapat kesempatan untuk melalui temperatur tinggi dan
tidak melalui proses pembakaran. Terkondensasinya uap nikotin dalam gas
tergantung pada temperatur, konsentrasi uap nikotin dalam gas dan geometri
saluran yang dilewati gas.
Pada
temperatur dibawah 100oC nikotin sudah mengkondensasi, jadi sebenarnya sebelum
gas memasuki mulut, kondensasi nikotin telah terjadi. Berdasarkan keseimbangan,
tidak semua nikotin dalam gas terkondensasi sebelum memasuki mulut sehingga
nantinya gas yang masuk dalam paru-paru masih mengandung nikotin. Sesampai di
paru-paru, nikotin akan mengalami keseimbangan baru, dan akan terjadi
kondensasi lagi.
Jadi,
ditinjau secara proses pembakaran, proses merokok tidak ada bedanya dengan
proses pembakaran kayu di dapur, proses pembakaran minyak tanah di kompor,
proses pembakakaran batubara di industri semen, proses pembakaran gas alam di
industri pemanas baja dan segala proses pembakaran yang melibatkan bahan bakar
dan oksigen. Sangat ironis memang bahwa manusia sangat memperhatikan
keseimbangan alam akibat proses pembakaran bahan bakar oleh industri yang
mengeluarkan polusi, tetapi dilain pihak orang-orang dengan sengaja mengalirkan
gas produksi pembakaran rokok ke paru- paru mereka.
3.4.
Tar dan Asap Rokok
Zat
berbahaya ini berupa kotoran pekat yang dapat menyumbat dan mengiritasi paru –
paru dan sistem pernafasan, sehingga menyebabkan penyakit bronchitis kronis,
emphysema dan dalam beberapa kasus menyebabkan kanker paru – paru ( penyakit
maut yang hampir tak dikenal oleh mereka yang bukan perokok ).Racun kimia dalam
TAR juga dapat meresap ke dalam aliran darah dan kemudian dikeluarkan di
urine.TAR yang tersisa di kantung kemih juga dapat menyebabkan penyakit kanker
kantung kemih. Selain itu Tar dapat meresap dalam aliran darah dan mengurangi
kemampuan sel – sel darah merah untuk membawa Oksigen ke seluruh tubuh,
sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap sistem peredaran darah.
Tar
dan asap rokok merangsang jalan napas, dan tar tersebut tertimbun disaluran itu
yang menyebabkan :
Batuk-batuk
atau sesak napas
Tar
yang menempel di jalan napas dapat menyebabkan kanker jalan napas,
lidah
atau bibir.
3.5.
Gas CO (Karbon Mono Oksida)
Gas
CO juga berpengaruh negatif terhadap jalan napas dari pembuluh darah. Karbon
mono oksida lebih mudah terikat pada hemoglobin daripada oksigen. Oleh sebab
itu, darah orang yang kemasukan CO banyak, akan berkurang daya angkutnya bagi
oksigen dan orang dapat meninggal dunia karena keracunan karbon mono oksida.
Pada seorang perokok tidak akan sampai terjadi keracunan CO, namun pengaruh CO
yang dihirup oleh perokok dengan sedikit demi sedikit, dengan lambat namun
pasti akan berpengaruh negatif pada jalan napas dan pada pembuluh darah.
3.6.
Nikotin dan kerja nikotin
Adalah
suatu zat yang dapat membuat kecanduan dan mempengaruhi sistem syaraf,
mempercepat detak jantung ( melebihi detak normal ) , sehingga menambah resiko
terkena penyakit jantung.Selain itu zat ini paling sering dibicarakan dan
diteliti orang, karena dapat meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah,
menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi dan menyebabkan ketagihan dan
ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang dihisap oleh orang
dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan. Selain itu Nikotin
berperan dalam memulai terjadinya penyakit jaringan pendukung gigi karena
nikotin dapat diserap oleh jaringan lunak rongga mulut termasuk gusi melalui
aliran darah dan perlekatan gusi pada permukaan gigi dan akar. Nikotin dapat
ditemukan pada permukaan akar gigi dan hasil metabolitnya yakni kontinin dapat
ditemukan pada cairan gusi.
Nikotin
merangsang bangkitnya adrenalin hormon dari anak ginjal yang menyebabkan :
-
Jantung berdebar-debar
-
Meningkatkan tekanan darah serta kadar kolesterol dalam darah, berhubungan erat
terjadinya serangan jantung
Saat
merokok, nikotin mulai diserap aliran darah dan diteruskan ke otak. Nikotin
terikat di reseptor nikotinat antikolinergik 42 di ventral tegmental area
(VTA). Nikotin yang terikat di reseptor 42 akan melepaskan dopamin di nucleus
accumbens (nAcc). Dopamin itulah yang diyakini menimbulkan perasaan tengan dan
nyaman. Tak heran bila perokok akan kembali merokok untuk memperoleh efek
nyaman itu.
Bila
perokok mulai mengurangi atau berhenti merokok maka asupan nikotin berkurang
dan pelepasan dopamin juga berkurang, akibatnya timbul gejala putus obat berupa
iritabilitas dan stress.
Hal
itu menyebabkan jalan untuk berhenti merokok menjadi sulit karena rasa
ketagihan terhadap nikotin. Peran verenicline berfungsi sebagai pemutus rantai
adiksi. Biasanya nikotin berikatan dengan reseptor 42, namun nanti yang akan
berkaitan dengan reseptor 42 adalah verenicline yang bekerja dengan dua cara.
Pertama, verenicline menstimulasi reseptor untuk melepaskan dopami secara
pasrial, tujuanya untuk mengurangi gejala putus obat berupa pusing, sulit
berkosentrasi atau badmood yang ditimbulkan dari proses berhenti merokok.
Kedua,
verenicline menghalangi nikotin yang menempel di reseptor. Jadi bila merokok
kembali, nikotin tidak dapat menempel di reseptor, sehingga mengurangi rasa
nikmat dari rokok tersebut. = Verenicline dapat diberikan pada perokok dewasa
atau minimal usia 18 tahun yang ingin berhenti merokok. Verenicline dapat
diberikan pada perokok berat maupun ringan. Dosis awal yang diberikan ringan
yang ditingkatkan secara perlahan-lahan. Untuk mencapai kesembuhan berhenti
merokok, dibutuhkan waktu selama tiga bulan, baik bagi perokok berat atau
ringan.
Efek
samping verenicline adalah mual, nyeri kepala, insomnia dan mimpi abnormal.
Meski demikian, manfaat yang ditimbulkan dari berhenti merokok jauh lebih besar
karena dalam sebatang rokok terkandung lebih dari 4 ribu bahan kimia dan 250
zat karsinogenik.
Bahkan
bahan kimia yang ditemukan pada asap tembakau (rokok) seperti aseton, butan,
arsenic, cadmium, karbon monoksida dan toluene sama seperti yang ditemukan pada
bahan industri. Jadi dapat dibayangkan bukan dampak buruk rokok?
BAB
IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Melihat
kenyataan yang ada pada uraian sebelumnya, dapat dikatakan rokok itu lebih
banyak dampak negativnya dari pada dampak positifnya. Apabila hal ini dibiakan
terus berlangsung, maka akan mengakibatkan permasalahan yang serius pada
kesehatan tubuh manusia. Dan seharusnya masyarakat sadar akan bahaya merokok
bagi kesehatan tubuh mereka.Namun hal itu masih sulit dilakukan di Indonesia.
4.2.
Saran
Setelah
membaca kartulis ini, semoga masyarakat dapat tersadarkan akan bahaya rokok
bagi kesehatan mereka dan segera meninggalkan kebiasaan merokoknya, supaya
kesehatan mereka tetap terjaga dan nantinya menjadikan tubuh mereka sehat bugar
dan terhindar dari penyakit yang mengancam jiwa mereka.
Karya
Non Ilmiah
Pengertian Karya Non-Ilmiah
Karya
nonilmiah adalah karangan yang tidak mengikuti kriteria penyajian fakta dan
tidak mengikuti metodologi penulisan yang benar. Jika fakta yang disajikan
dalam karya tulis ilmiah merupakan fakta yang bersifat umum. Sedangkan fakta
yang disajikan dalam karya tulis nonilmiah ini adalah fakta yang disajikan
berupa fakta pribadi yang bersifat subjektif.
Ciri-Ciri Karya Non-Ilmiah
a. Ditulis berdasarkan fakta pribadi
b. Fakta yang disimpulkan subyektif
c. Gaya bahasa konotatif dan populer
d. Tidak memuat hipotesis
e. Penyajian dibarengi dengan sejarah
f. Bersifat imajinatif
g. Situasi didramatisir
h. Bersifat persuasive
i. Tanpa dukungan bukti.
Jenis-Jenis Karya Non-Ilmiah
1. Cerpen atau cerita adalah suatu
bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada
tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella
(dalam pengertian modern) dan novel.
2.
Novel
adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya dalam
bentuk cerita.
3.
Roman
adalah sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau gancaran yang isinya
melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing.
Contoh
Langit
Menggelap di Vredeburg
Cerpen
Sulialine Adelia
Beginilah
menjelang senja di jantung kota. Sekelompok remaja nongkrong di atas motor
model terbaru mereka sambil ngobrol dan tertawa-tawa. Ada juga remaja atau
mereka yang beranjak dewasa duduk berdua-dua, di bangku semen, di atas sadel
motor, atau di trotoar. Anak-anak kecil berlarian sambil disuapi orang tuanya.
Pengamen yang beristirahat setelah seharian bekerja. Dan orang gila yang tidur
di sisi pagar.
Di
salah satu bangku kayu panjang, bersisihan dengan remaja yang sedang
bermesraan, Reyna duduk menghadap ke jalan. Hanya duduk. Mengamati kendaraan
atau orang-orang yang melintas. Menunggu senja rebah di hamparan kota.
Tiba-tiba
laki-laki itu sudah berada di depannya sambil mengulurkan tangan. "Apa
kabar?" katanya memperlihatkan giginya yang kekuningan. Asap rokok telah
menindas warna putihnya.
"Kamu
di sini?" Reyna tak mampu menyembunyikan keterkejutannya. Segala rasa
berpendaran dalam hatinya. Senang, sendu, haru, pilu, yang kesemuanya membuat
Reyna ingin menjatuhkan dirinya dalam peluk lelaki itu.
Begitu
juga Mozes, lelaki tua yang berdiri di depan Reyna. Dadanya bergemuruh hebat
mendapati perempuan itu di depan matanya. Ingin ia memeluk, menciumi perempuan
itu seperti dulu, tetapi tak juga dilakukannya.
Hingga
Reyna kembali menguasai perasaannya, lalu menggeser duduknya memberi tempat
Mozes di sebelahnya.
"Kaget?"
tanya Mozes, duduk di sebelah Reyna.
Reyna
tertawa kecil.
"Gimana?"
tanya Reyna tak jelas arahnya. "Lama sekali nggak ketemu."
"Iya.
Berapa tahun ya? Dua lima, tiga puluh?"
"Tiga
puluh tahun!" jawab Reyna pasti.
"Ouw!
Tiga puluh tahun. Dan kamu masih semanis dulu."
"Terima
kasih," Reyna tersenyum geli. Masih ’semanis dulu’. Bukankah itu lucu? Kalaupun
masih tampak cantik atau manis itu pasti tinggal sisanya saja. Kecantikan yang
telah terbalut keriput di seluruh tubuhnya. Tapi kalimat itu tak urung membuat
Reyna tersipu. Merasa bangga, tersanjung karenanya.
"Kapan
datang?" tanya Reyna. Mulai berani lagi menatap mata lelaki di sebelahnya.
"Belum
seminggu," jawab Mozes.
"Mencariku?"
Reyna tersenyum. Sisa genitnya di masa muda.
Mozes
tertawa berderai-derai. Lalu katanya pelan, "Aku turut berduka atas
meninggalnya suamimu," tawanya menghilang.
Reyna
tak menjawab sepatah pun. Bahkan ucapan terima kasih tidak juga meluncur dari
bibirnya. Ia menerawang ke kejauhan. Detik berikutnya mata Reyna tampak
berlinangan. Goresan luka di sudut hatinya kembali terkoyak. Rasa perih
perlahan datang. Luka lama itu ternyata tak pernah mampu disembuhkannya. Semula
ia menduga luka itu telah pulih, tetapi sore ini, ketika Mozes tiba-tiba muncul
di hadapannya ia sadar luka itu masih ada. Tertoreh dalam di sudut perasaannya.
Reyna
dan Mozes. Mozes pekerja film yang bukan saja terampil, tetapi juga cerdas dan
kritis. Reyna pengelola media sebuah perusahaan terkemuka. Mereka bertemu
karena Reyna harus membuat sebuah film sebagai media pencitraan perusahaannya.
Reyna yang istri dan ibu seorang anak, dan Mozes yang duda. Dua orang muda yang
masih segar, bersemangat, dan menawan. Dua orang yang kemudian saling jatuh
cinta.
Reyna
hampir saja meninggalkan Braham ketika itu. Ibu muda Reyna merasa menemukan
sampan kecil untuk berlabuh. Meninggalkan malam-malamnya yang kelam bersama
Braham. Pergi mengikuti aliran sungai kecil yang akan mengantarnya ke dermaga
damai tanpa ketakutan, tanpa kesakitan. Berdua Mozes.
Tetapi
sampan kecil itu ternyata begitu ringkih. Ia tak mampu menyangga beban berdua.
Ia hanya ingin sesekali singgah, bermesra dan bercinta tanpa harus
mengangkutnya. Mozes tak menginginkan ikatan apa pun antara dirinya dan Reyna.
Ia ingin tetap bebas pergi ke mana pun ia ingin dan kembali kapan ia rindu.
Kebebasan yang tak bisa Reyna terima. Maka sebelum perjalanan dimulai, ia memutuskan
undur diri. Perempuan itu menyadari, bukan laki-laki seperti Mozes yang ia
ingini untuk membebaskan dari derita malam-malamnya. Mozes berbeda dengan
dirinya yang membutuhkan teman seperjalanan, ia hanya mencari ruang untuk
membuang kepedihan dan mencari hiburan. Tak lebih.
"Berapa
lama kamu akan tinggal?" tanya Reyna setelah gejolak perasaannya mereda.
"Entah.
Mungkin sebulan, dua bulan, atau mungkin sepanjang sisa umurku," jawab
Mozes, tanpa senyum, tanpa memandang Reyna. "Banyak hal yang memberati
pikiran dan tak bisa kuceritakan pada siapa pun selama ini."
"Itu
sebabnya kamu kemari?"
"Jakarta
semakin sesak dan panas. Sementara Jogja masih tetap nyaman buat berkarya. Jadi
kuputuskan kembali," lanjut Mozes tanpa mengacuhkan pertanyaan Reyna.
"Begitu kembali seseorang bilang padaku, kamu sering di sini sore
hari."
"Maka
kamu mencariku. Berharap mengulang lagi hubungan dulu."
Mozes
menggeleng.
"Atau
membangun hubungan baru."
Mozes
menggeleng lagi, "Tidak juga. Aku tidak butuh hubungan seperti itu. Aku
hanya butuh teman ngobrol…"
"Teman
bermesra, teman bercinta yang bisa kamu datangi dan kamu tinggal pergi. Tanpa
tuntutan, tanpa ikatan!" potong Reyna. "Itu hubungan yang sejak dulu
kamu inginkan bersamaku kan? Seperti sudah kubilang dulu, aku tidak bisa. Aku
sudah memilih."
Kebekuan
kembali merejam perasaan kedua orang tua itu. Langit perlahan kehilangan warna
jingga. Satu per satu lampu di sekeliling mulai menyala. Ada rangkaian
lampu-lampu kecil berbentuk bunga di samping tikungan yang menyala bergantian,
hijau, kuning, merah. Ada lampu besar dengan tiang sangat tinggi yang menyorot
ke taman, ada pula lampu berwarna temaram yang semakin menggumpalkan kesenduan.
Tiga
puluh tahun bukan waktu yang sebentar. Terlalu banyak hal terjadi pada mereka
dan sekian lama masing-masing memendam untuk diri sendiri. Mestinya pertemuan
sore itu adalah untuk berbagi cerita bukan justru bertengkar kemudian saling
diam. Atau mungkin karena perpisahan yang terlalu panjang, keduanya tak tahu
apa yang harus diceritakan terlebih dahulu.
Mungkin
memang begitu, karena senyatanya Reyna ingin berkata, beberapa tahun setelah
perpisahan mereka ia masih juga mencari kabar tentang Mozes. Hingga suatu hari,
satu setengah tahun setelah mereka tidak bersama seorang teman mengabarkan
bahwa Mozes pulang ke Jakarta. Tak lama setelah itu, ia mendengar Mozes tengah
melanglang buana. Buana yang mana, entah. Reyna merasa tidak perlu lagi mencari
tahu keberadaan laki-laki itu. Meski tak jarang bayangan Mozes tiba-tiba
membangunkan tidurnya atau menyergap ingatannya begitu Braham mulai menjamah
tubuhnya dan membuat Reyna kesakitan tak terkira.
Terdengar
Mozes menghela napas. Panjang. Perlahan gumpalan kemarahan yang menyesaki dada
Reyna mereda. Namun hasrat untuk terus ngobrol telah tak ada. Maka sisa
pertemuan itu pun berlalu begitu saja. Kebekuan masih mengental di antara
keduanya. Hingga Reyna minta diri, dan beranjak pergi.
Hari-hari
setelah kejadian itu, Reyna tak pernah tampak di depan Vredeburg lagi. Tetapi
Mozes masih sering terlihat di salah satu bangku kayu di sana. Sendiri di
tengah orang-orang muda yang tengah bercanda dan bercinta. Menghisap rokok
kreteknya. Sesekali mengibaskan rambut putihnya yang panjang, tersapu angin
menutup wajah tirusnya.
Begitu
perasaan Reyna membaik dan siap bertemu Mozes lagi, ia kembali pada
rutinitasnya, menunggu senja jatuh di Vredeburg. Namun ia harus menelan kecewa
karena Mozes tak dijumpainya. Bahkan telepon genggamnya tak bisa dihubungi.
Suatu
sore, di tengah keputusasaan Reyna, seorang teman mendatangi dan mengulurkan
sebuah surat kepadanya. Surat dari Mozes!
"Hari-hari
itu dia mencoba menghubungimu, tetapi HP-mu tak pernah aktif," kata
laki-laki itu. "Ginjalnya tak berfungsi, serangan jantungnya kambuh,
tekanan darahnya tidak stabil…"
Reyna
tak bisa mendengar lagi penjelasan laki-laki itu. Bahkan ketika si teman
menyerahkan satu dos buku dan tas berisi kamera warisan kekayaan Mozes
untuknya, Reyna belum kembali pada kesadarannya.
Senja
beranjak renta. Seperti Reyna merasai dirinya. Sepasang remaja di sebelahnya
telah pergi. Begitu juga sekumpulan anak muda yang nongkrong di atas motor
mereka, mulai menghidupkan mesin kendaraannya. Sisa adzan sayup terdengar dari
Masjid Besar. Sebaris kalimat di surat terakhir Mozes meluncur dalam gumaman.
…maghrib
begitu deras, ada yang terhempas, tapi ada goresan yang tak akan terkelupas.*
Metode
Ilmiah
Pengertian Metode Ilmiah
Metode
ilmiah adalah pendekatan atau cara yang dipakai di penelitian suatu ilmu.
Dari
beberapa definisi di atas, saya mengambil kesimpulan mengenai definisi dari
metode ilmiah. Metode ilmiah adalah cara yang dilakukan peneliti dalam
melakukan penelitian dengan menggunakan prinsip-prinsip ilmiah dalam menentukan
hasil penelitian agar memperoleh suatu hubungan (relasi) antara permasalahan
dengan hasil penelitian yang didapat.
Tujuan Metode Ilmiah
Metode
ilmiah memiliki beberapa tujuan,yaitu antara lain :
1) Untuk meningkatkan keterampilan,
baik dalam menulis, menyusun, mengambil kesimpulan maupun dalam menerapkan
prinsip-prinsip yang ada.
2)
Untuk
mengorganisasikan fakta.
3)
Merupakan
suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan
logis.
4)
Untuk
mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data
yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan
kesimpulan.
5) Mendapatkan pengetahuan ilmiah
(yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat
diandalkan.
Sikap Ilmiah
Didalam
melakukan suatu penelitian, terdapat juga sikap ilmiah. Berikut definisi sikap
ilmiah.
Sikap
ilmiah ialah suatu sikap yang meliputi :
1) Rasa ingin tahu: Selalu terdorong
untuk lebih banyak ingin mengetahui. Caranya dengan membaca buku, bertanya
kepada orang yang lebih tahu, mengadakan pengamatan, dan melakukan percobaan
sendiri.
2)
Kejujuran:
Mencatat sesuai dengan hasil pengamatan, meskipun tidak sesuai dengan yang
diharapkan.
3)
Ketekunan:
Tidak mudah putus asa jika hasil percobaan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Tidak segan-segan mengulangi percobaan.
4)
Ketelitian:
Tidak ceroboh, baik dalarn merencanakan, menggunakan alat maupun bahan,
mengukur, mencatat data, mengolah data, dan dalam menarik kesimpulan.
5)
Obyektivitas:
Pendapat dan kesimpulan yang diarnbil harus berdasarkan fakta yang ada, bukan
berdasarkan pendapat pribadi atau orang lain.
6) Keterbukaan: Mau bekerja sarna
dengan orang lain, mau menerima kritikan atau saran dari orang lain yang
bersifat membangun, dan mau memberikan pengalarnannya kepada orang lain.
Langkah-langkah Penulisan Ilmiah
Cara
penulisan karya ilmiah berikut ini akan dibagi menjadi beberapa bagian, sebagai
berikut:
Tahap
persiapan
Tahap
pengumpulan informasi
Tahap
penulisan karya ilmiah itu sendiri
Tahap
evaluasi
A. Tahap Persiapan
Apa
saja yang perlu dipersiapkan sebelum mulai menulis karya ilmiah?
Pilih
topik/masalah.
Rumuskan
tujuan.
Telusuri
Topik.
Identifikasi
pembaca.
Tentukan
cakupan atau ruang lingkup karya ilmiah.
B. Tahap Pengumpulan Informasi
Bahan
Studi Pustaka
Manfaatkan
perpustakaan.
Manfaatkan
internet. Seperti yang anda lakukan sekarang. Kelola dan pilah bahan-bahan
pustaka.
Membuat
Ringkasan dan ‘Paraphrasing’.
Membuat
Kutipan. Wawancara
Ada
empat hal yang harus diperhatikan pada saat akan melakukan wawancara untuk
keperluan proyek penulisan karya ilmiah, yaitu;
Menentukan
orang yang tepat untuk diwawancarai
Mempersiapkan
pedoman wawancara
Melaksanakan
wawancara
Mengolah
hasil wawancara
C. Tahap Penulisan Karya Ilmiah
Penulisan ini adalah proses penjabaran ide
yang sudah kita susun dari persiapan tadi, ditambah dengan pembahasan selama
dan setelah proses penulisan. Jangan takut ketika anda mengalami kebuntuan.
Berikut ini yang sebaiknya dipertimbangkan:
Mempertimbangkan
bentuk karangan
Merumuskan
judul
Merumuskan
tesis
Meyusun
ide dalam bentuk karangan atau outline
Tahap
Penulisan Draf
Mengekspresikan
ide-ide ke dalam tulisan kasar.
Pengembangan
ide masih bersifat tentatif.
Pada
tahap ini, konsentrasikan perhatian pada ekspresi/gagasan, bukan pada
aspek-aspek mekanik.
Tahap
Revisi
Memperbaiki
ide-ide dalam karangan, berfokus pada penambahan, pengurangan, penghilangan,
penataan isi sesuai dengan kebutuhan pembaca.
Baca
ulang seluruh draf
sharing
atau berbagi pengalaman tentang draf kasar karangan dengan teman
merevisi
dengan memperhatikan reaksi, komentar/masukan.
Tahap
Penyuntingan
Perbaiki
perubahan-perubahan aspek mekanik karangan (huruf kapital, ejaan, struktur
kalimat, tanda baca, istilah, kosakata, format karangan.)
Perbaiki
karangan pada aspek kebahasaan dan kesalahan mekanik yang lain.
Tahap
Publikasi
Tulisan
akan berarti dan lebih bermanfaat jika dibaca orang lain.
Sesuaikan
tulisan dengan media publikasi yang akan kita tuju.
D. Tahap Evaluasi
Pada
tahap inilah kita akan mengevaluasi secara keseluruhan tulisan ilmiah kita
tadi.
Pada
tahap ini kita akan memeriksa fokus, kejelasan ide, bagian yang terlewat
sehingga perlu ditambahkan, penepatan kalimat atau diksi supaya lebih sesuai
dengan konteks, dan lain-lain.
Ketika
melakukan evaluasi ini, ada beberapa kriteria untuk memudahkan pemeriksaan,
seperti ini:
a. Fokus.
b. Pembangunan.
c. Organisasi
d. Gaya
e. Konvensi
Sumber
:
ttp://ocha-katacinta.blogspot.com/2012/05/contoh-karya-tulis-ilmiah-tentang.html
d.wikipedia.org/wiki/
https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20130923065901AAQif7H