11) Menulis laporan ilmiah
·
Macam-macam
laporan
a.
Laporan
Lengkap (Monograf).
1.
Menjelaskan
proses penelitian secara menyeluruh.
2.
Teknik
penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam bidang ilmu
yang bersangkutan.
3.
Menjelaskan
hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat analisis.
4.
Menjelaskan
(juga) kegagalan yang dialami,di samping keberhasilan yang dicapai.
5.
Organisasi
laporan harus disusun secara sistamatis (misalnya :judul bab,subbab dan seterusnya,haruslah
padat dan jelas).
b.
Artikel
Ilmiah
1.
Artikel
ilmiah biasanya merupakan perasan dari laporan lengkap.
2.
Isi
artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang
obyektif.
3.
Artikel
ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang materi-materi yang terdapat dalam
laporan lengkap.
c.
Laporan
Ringkas
Laporan
ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam bentuk yang
lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis (untuk konsumsi
masyarakat umum).
·
Ciri-ciri
laporan ilmiah
a.
Bentuk
laporan yang disajikan atas permintaan atau perintah itu biasanya berupa
laporan panjang yang terdiri atas: halaman judul, surat penyerahan, daftar isi,
pendahuluan, uraian pokok, dan sering juga lampiran. Laporan pendek biasanya
terdiri atas judul pokok dan nomornomor, dengan perlengkapan seperti biasa
dalam surat-menyurat formal.
b.
Laporan
itu bersifat sangat objektif, maksudnya terutama untuk menyajikan fakta. Jika
ditarik kesimpulan, kesimpulan itu berupa induksi berdasar atas bukti spesifik.
c.
Bahasa
dan nadanya formal. Kata ganti orang harus dihindari.
·
Syarat-syarat
laporan ilmiah
1.
Penulisannya
berdasarkan hasil penelitian, disertai pemecahannya.
2.
Pembahasan
masalah yang dikemukakan harus obyektif sesuai realita/ fakta
3.
Tulisan
harus lengkap dan jelas sesuai dengan kaidah bahasa, Pedoman Umum
4.
Ejaan
Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD), serta Pedoman Umum Pembentukan
Istilah (PUPI)
5.
Tulisan
disusun dengan metode tertentu
6.
Tulisan
disusun menurut sistem tertentu
7.
Bahasanya
harus lengkap, terperinci, teratur, ringkas, tepat, dan cermat sehingga tidak
terbuka kemungkinan adanya ambiguitas, ketaksaan, maupun kerancuan.
22) Rancangan usulan penelitian
·
Manfaat
rangcangan usulan penelitian
Pengertian penelitian mengandung 2 manfaat penelitian, yaitu: maanfaat
teoritis dan manfaat praktis.
a.
Manfaat Teoritis
Penelitian yang bertitik tolak dari meragukan suatu teori tertentu
disebut penelitian verikatif. Keraguan terhadap suatu teori, muncul jika teori
yang bersangkut tidak bisa lagi menjelaskan peristiwa-peristiwa aktual yang
dihadapi. Pengujian terhadap teori tersebut dilakukan melalui penelitian
empiris, dan hasilnya bisa menolak atau mengukuhkan, atau merevisi teori yang
bersangkutan.
b.
Manfaat Praktis
Pada sisi lain, penelitian bermanfaat pula untuk memecahkan
masalah-masalah praktis. Hampir semua lembaga yang ada di masyarakat, baik
lembaga pemerintahan maupun lembaga swasta, menyadari manfaat ini dengan
menempatkan penelitian dan pengembangan sebagai bagian integral dalam
organisasi mereka.
Kedua manfaat penelitian tersebut merupakan syarat dilakukannya suatu
penelitian, sebagaimana dinyatakan dalam rancangan (desain) penelitian.
·
Bentuk dan Isi Penelitian
Isi laporan terdiri atas tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan
penutup.
1.
Bagian Pendahuluan
a.
Judul
b.
Kata Pengantar
c.
Daftar Isi
2.
Bagian Isi
a.
Pendahuluan
b.
Bahan dan Metode
c.
Hasil Kegiatan
d.
Pembahasan
3.
Bagian Penutup
a.
Daftar Pustaka
b.
Lampiran
·
Contoh
Contoh laporan ilmiah
tentang lumut
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Lumut merupakan tumbuhan darat sejati,
walaupun masih menyukai tempat yang lembab dan basah. Lumut yang hidup di air
jarang kita jumpai, kecuali lumut gambut (sphagnum sp.). Pada lumut, akar yang
sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini melekata dengan perantaraan Rhizoid (akar
semu), olehkaren aitu tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan
ber-Talus (Talofita) dengan tumbuhan ber-Kormus (Kormofita).Lumut mempunyai
klorofil sehingga sifatnya autotrof. Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang
hidup pada daun-daun disebut sebagai epifil.
Lumut merupakan tumbuhan kecil,
lembut. Mereka tidak mempunyai bunga atau biji, dan daun-daun yang sederhananya
menutupi batang liat yang tipis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor,
yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi
karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat
menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi
tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya.Klasifikasi tradisional
menggabungkan pula lumut hati ke dalam Bryophyta.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Penulis membatasi laporan ini seputar :
a.
Tumbuhan Lumut
b.
Perkembangan dan pertumbuhan lumut
c.
Pengaruh pemberian cahaya pada tumbuhan lumut
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan laporan
ini :
a.
Untuk membuktikan perbedaan kecepatan pertumbuhan tumbuhan lumut
b.
Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang makhluk hidup.
c.
Untuk mengetahui dan lebih mengenal tentang tumbuhan lumut.
1.4
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penulisan laporan ini adalah :
1)
Dapat menentukan habitat tumbuhan lumut
2)
Dapat mendeskripsikan proses pertumbuhan tanaman lumut.
3)
Dapat menganalisis masalah yang terjadi pada proses pertumbuhan.
4)
Dapat memahami keanekaragaman hayati.
5)
Dapat mengembangkan potensi usaha dari kerajinan tumbuhan lumut.
1.5 METODE PENULISAN
Dalam pembuatan laporan ini dilakukan dengan cara :
a.
Metode observasi.
b.
Membaca beberapa buku di perpustakaan sekolah.
c.
Mengumpulkan data dari internet.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI
Berdasarkan teori yang ada, beberapa
jenis lumut memiliki ruang lingkup kehidupan yang luas, namun beberapa hanya
berada pada habitat khusus. Secara umum lumut tidak dapat tumbuh pada habitat
kering. Kebanyakan hidup pada tempat yang kelembabannya tinggi, dan teduh. Jika
dikaji secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa kebanyakan lumut memiliki
range ekologi yang agak sempit dan terbatas sehingga tumbuhan lumut mempunyai
nilai penting yang cukup besar sebagai indikator habitat tertentu. Faktor
biotik yang mempengaruhi kehidupan tumbuhan lumut adalah menyangkut masalah
kompetisi diantara tumbuhan lumut itu sendiri, baik untuk mendapatkan makanan
maupun untuk tempat hidupnya. Sedangkan faktor abiotiknya meliputi :
o
Faktor cahaya, Umumnya tumbuhan normal membutuhkan 500 – 1300 lux
intensitas cahaya. ( yang akan menjadi bahan percobaan dengan menggunakan sinar
matahari )
o
Faktor temperatur
o
Faktor Air
Intensitas penghisapan air tergantung
pada kandungan air tiap – tiap tumbuhan. Adaptasi tumbuhan lumut dalam
pengambilan air : Endohydric species, air yang diambil berasal dari substrat
dan kemudian dihantarkan secara internal ke organ daun atau permukaan evaporasi
lainnya (sifat permukaan dari tumbuhan adalah water rapellent/penolak). Umumnya
hidup pada substrat yang kaya nutrien, tempat basah, dan poreus (berpori).
Contoh : Polytricaceae, Mniaceae,Marchantiaceae, dsb.
Ektohydric species, Air mudah diabsorbsi dan hilang
melalui segala permukaan tubuh. Sifat karakteristiknya adalah semua bagian
tubuhnya dapat menghisap dan menyimpan air dari udara. Contoh : Grimiaceae,
Orthitricaceae, lumut hati berdaun, dsb.
o
Faktor angin
o
Faktor edafik, meliputi tanah, humus, dan batuan. Karena lumut hidup
umumnya di atas batuan dan tanah yang berhumus, jadi lumut dikatakan bersifat
saprofit.
2.2
RUMUSAN HIPOTESIS
Keberadaan tumbuhan lumut disuatu
tempat selalu dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan tersebut
meliputi faktor biotik dan abiotik. Tumbuhan lumut jarang ditemukan yang
bersifat individu, melainkan hidup berkelompok dan mempunyai bentuk – bentuk
kehidupan khusus. Tumbuhan lumut biasanya tumbuh ditempat yang lembab dan
berair meskipun begitu lumut juga masih membutuhkan suplai sinar matahari yang
cukup, akan tetapi tumbuhan lumut kurang bisa hidup didaerah yang panas dan
gersang ditambah lagi mendapat sinar matahari secara langsung, hal ini
menyebabkan tumbuhan lumut banyak dijumpai di pinggiran sungai, selokan, maupun
pada saluran pembuangan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
RANCANGAN PENELITIAN
Rancangan penelitian adalah suatu hal
yang penting dalam suatu penelitian ilmiah, maka penulis menyusunnya sebagai
berikut :
Identifikasi variabel, yakni faktor-faktor yang
berpengaruh dalam suatu penelitian. Ada beberapa variabel dalam suatu
penelitian. Untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya.
Pengamatan dilakukan terhadap variabel tersebut, dan mengukur variabel yang di
pengaruhinya. Sementara itu, variabel yang lain dibuat tetap (terkontrol)
untuk mengisolir fenomena yang dapat berpengaruh terhadap pengamatan tersebut. Ada
pun variabelnya sebagai berikut :
1)
Variabel bebas, yaitu sinar cahaya matahari
2)
Variabel tak bebas, yaitu morfologi tumbuhan lumut (pengukuran terhadap
luas dari tumbuhan lumut pada media objek)
3)
Variabel terkontrol, yaitu luas kayu, ember, serta volum air
4)
Memilih peralatan yang sesuai dengan penelitian.
5)
Melakukan pengamatan akurat, dalam hal ini adalah melakukan pengamatan
terhadap semua objek dalam penelitian pada saat melakukan penelitian terutama
pada alat dan bahan agar tujuan dari penelitian dapat dicapai. Pengamatan juga
bertujuan untuk mencatat semua hal dan peristiwa yang terjadi pada objek
penelitian. Pengamatan dilakukan secara teliti dan akurat dalam setiap fase
penelitiannya.
6)
Mengumpulkan data dan hasil penelitian, dalam hal ini pencatatan data
harus jelas guna kelancaran penelitian. Pengumpulan data ini bertujuan untuk
mengamati setiap perubahan yang terjadi.
7)
Mengolah dan menganalisis data, pengolahan dan penyajian data
penting agar dapat menganalisis data dengan benar. Adapun hal yang harus
dianalisis sebagai berikut :
o
Apakah setiap data menghasilkan kurva yang mulus
o
Apakah ada data diluar kurva
o
Apakah data tersebut dapat diabaikan atau ada suatu alasan tertentu
mengapa hal ini terjadi.
§ Kesimpulan, yakni mengenai perumusan
mengenai apa yang diperoleh dari suatu penelitian kualitatif.
§ Membuat laporan kegiatan penelitian,
yakni hasil penelitian dikomunikasikan secara tertulis dalam bentuk laporan
kegiatan penelitian.
3.2 INSTRUMEN ALAT DAN BAHAN
Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
1. Ember
2. Gayung
3. Penggaris
4. Pisau
5. Kertas hvs dan
alat tulis
Adapun bahan-bahan yang digunakan
dalam penelitian ini :
a.
Kayu
b.
Air
3.3 JADWAL DAN LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
1)
Menyiapkan alat-alat dan bahan untuk melakukan penelitian
2)
Menyiapkan 2 ember untuk 2 perlakuan, ember yang digunakan harus sama
3)
Tiap-tiap ember di isi air sebanyak 100 ml agar menjaga kelembaban
(tinggi air pada ember 1 cm)
4)
Masukan media pertumbuhan lumut berupa kayu pada kedua ember dengan
ukuran :
5)
Ukuran Kayu : 10 cm x 15 cm
6)
Letakan kedua ember pada tempat yang berbeda :
7)
Ember A : Diletakan di dekat sumur (tempat lembab) dengan pencahayaan
cukup terang
8)
Ember B : Diletakan di halaman depan rumah (panas) dengan pencahayaan
sangat terang
9)
Setelah beberapa hari lakukanlah pengamatan terhadap kedua ember
tersebut, apakah pada kedua ember tersebut sudah tumbuh lumut
10)
Lakukan peninjauan setiap 3 hari sekali, dan catat hasilnya
11)
Apakah terdapat perbedaan pertumbuhan yang terjadi pada kedua ember ?
12)
Olah semua data yang telah terkumpul, kemudian buatlah grafik
perbandingan
13)
Tariklah suatu kesimpulan
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 DESKRIPSI DATA
Penelitian ini berlangsung selama 21
hari, dimulai dari tanggal 7 Agustus 2011 hingga tanggal 28 Agustus 2011. Dalam
kurun waktu tersebut telah terjadi berbagai proses pertumbuhan yang
berkaitan dengan penelitian ini dan kami pun berhasil mengumpulkan data
tersebut dan mengolahnya menjadi suatu laporan ilmiah.
4.2 PEMBAHASAN
Menganalisis data yang di peroleh dari
penelitian secara kualitatif, tempat yang lembab dan mendapat sinar matahari
yang cukup menyebabkan pertumbuhan lumut semakin cepat, sedangkan pada
tempat yang panas dan kering pertumbuhan lumut cenderung sedikit lambat, hal
ini disebabkan karena lumut termaksuk kedalam tumbuhan epifit yang kurang cocok
hidup didaerah yang tandus.
Secara kuantitatif, Lumut adalah
sekelompok vegetasi kecil yang tumbuh pada tempat lembab atau perairan dan
biasanya tumbuh meluas menutupi permukaan,.setiap tempat yang bersuhu kurang 30
derajat dan lembab pasti mudah untuk di tumbuhi lumut.
Menjelaskan hasil dengan teori yang ada teori
menunjukkan, bahwa tumbuhnya lumut banyak di temukan di tempat-tempat lembab
atau basah karena sangat menunjang pertumbuhannya. Akan tetapi lumut tidak
dapat beradaptasi dengan baik di daerah kering dan panas. Tumbuhan lumut
mempunyai jenis + 25.000 species yang tesebar di seluruh permukaan bumi mulai
dari daerah tropic sampai kedaerah kutub utara.
Pada umumnya struktur tubuh tumbuhan
lumut mempunya ciri –ciri sebagai berikut :
1. Bentuk tubuhnya pipih
2. Bersel banyak
3. mempunyai dinding sel yang tersusun dari selulosa
4. Melekat pada substartnya
5. Bersifat Aututrof
6. Bentuk akar seperti benang-benang
7. Daunya terdiri atas selapis sel yang mengandung
klorofals berbentuk jala
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil penelitian di atas kita
dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
Lumut ditemukan terutama di area sedikit cahaya /
ringan dan lembab. Lumut umum di area berpohon-pohon dan di tepi arus. Lumut
juga ditemukan di batu, jalan di kota besar. Beberapa bentuk mempunyai
menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi ditemukannya. Beberapa jenis dengan
air, seperti Fontinalis antipyretica, dan Sphagnum tinggal / menghuni rawa.
Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem
sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai
spons), dan sebagai penyerap polutan.
Tumbuhan ini juga dikenal sebagai tumbuhan perintis,
mampu hidup di lingkungan yang kurang disukai tumbuhan pada umumnya.
Perkembangan lumut secara singkat berlangsung
sebagai berikut : spora yang kecil dan haploid, berkecambah menjadi suatu
protalium yang pada lumut dinamakan protonema. Protonema pada lumut ada yang
menjadi besar, adapula yang tetap kecil. Pada protoneme ini terdapat
kuncup-kuncup yang tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan lumutnya.
Jadi secara garis besar hasil penelitian sesuai
dengan teori-teori yang sudah ada sebelumnya yang dikemukakan oleh para ahli.
5.2 SARAN
Karena keterbatasan informasi
dan pengetahuan tentang proses pertumbuhan lumut ditambah lagi dengan kurangnya
pemahaman tentang pembuatan laporan ilmiah, mengakibatkan terdapat sedikit
kesulitan dalam pembuatan laporan ilmiah ini. Tetapi karena keterbatasan itulah
saya termotivasi untuk menjadi lebih baik.
Maka dari itu saya berharap agar dapat lebih
memahami tentang pembuatan laporan ilmiah dan juga diharapkan agar lebih sering
diadakan pelatihan pembuatan laporan ilmiah, begitupun waktu yang dibutuhkan agar
lebih di perpanjang lagi sehingga dapat dihasilkan laporan ilmiah yang lebih
baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Lumut
http://www.crayonpedia.org/mw/1._Lumut_10.1
http://www.google.co.id/tanya/thread?tid=73d1bc40b3926bbf
http://dinarardy.wordpress.com/tag/kehidupan-lumut/
http://id.wikipedia.org/wiki/Suhu
http://www.scribd.com/doc/52488644/Biologi
http://pinkzchocolate.blogspot.com/2011/02/laporan-praktikum-bocryp.html
bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor…/0013%20Bio%201-3b.html
ugeex.blogspot.com/2009/03/makalah-lumut.html
Sumber
: